Senin, Maret 02, 2009

Indra Bekti: Beban Sekaligus Bangga

Senin, Maret 02, 2009
Wajah komersil ini kian sering muncul di televisi. Tak hanya jadi presenter, sejumlah iklan pun ia bintangi. Salah satu yang mencuri perhatian adalah iklan kartu Simpati dengan berbagai versi. “Karakternya harus kuat, setiap peran berbeda-beda. Ada yang jadi penari Aceh, suporter bola, sampai goyang ala Inul,” ujar Indra Bekti.

Pria kelahiran 28 Desember 1977 yang bernama asli Bekti Indratomo ini menuturkan, ada trik-trik khusus dalam membintangi iklan. Hal itu terkait dengan pesan dan waktu yang disediakan. Dalam hitungan menit, bahkan detik, endorser harus semaksimal mungkin menarik minat konsumen terhadap produk yang diiklankan.

“Tetapi karakter yang kuat di satu iklan produk tertentu, bisa jadi beban juga. Contohnya, ketika ada tawaran produk lain, maka klien akan ‘terbayang-bayang’ dengan produk yang saya perankan sebelumnya. Maklum, takut pesan tidak sampai ke konsumennya,” tambahnya ketika ditemui di sela syuting Prime Time.

Sejauh ini kondisi tersebut bisa diatasi oleh Bekti. Buktinya, selain sukses sebagai presenter di acara Ceriwis (bersama Indy Barends), ia juga berhasil membintangi sederet iklan seperti Simpati, Sanorine, Kapal Api, Victoria Perfume, Smash, Tabungan Batara, dan Daia.

Pada dasarnya, ia mengaku tidak memilih-milih iklan produk yang akan ia bintangi. Gawean ini bisa memberi kontribusi 40% pada penghasilannya. Hanya saja, dari sisi manajemen, ia punya pertimbangan lain. “Semakin banyak membintangi iklan berarti sedang naik daun. Tapi, penonton jadi bosen juga kan. Pengaruhnya ke image pribadi maupun produk itu sendiri,” celetuk pria yang pernah bermain di film Cinta 24 Karat dan Biarkan Bintang Menari ini.

Bintang iklan harus menghayati karakter sebaik-baiknya. Sebab, dalam iklan lebih ditonjolkan peran yang detil dan totalitas. Tengok saja, untuk adegan tersenyum dan tertawa pun dilakukannya dengan “berlebihan”. “Jadi, kalau kurang pas bisa diulang-ulang terus,” ungkapnya.

Baginya, endorser memiliki peranan penting dalam mengenalkan produk kepada konsumen, terutama untuk produk baru. Maka, tak jarang ia merasa bangga jika produk yang dibintanginya berhasil mencapai target penjualan. “Jika tingkat penjualan terus tinggi, versi iklan berikutnya bisa ditunda karena perusahaan fokus pada permintaan konsumen,” aku lajang yang berharap di hari tuanya nanti masih dipercaya membintangi iklan seperti Titiek Puspa.

Fisamawati
Majalah MARKETING

0 komentar:

 
◄Design by Pocket