Rabu, April 08, 2009

Ojek Bagi Kaum Berdasi

Rabu, April 08, 2009

Ningrat Limobike terbilang cerdik membaca peluang pasar. Ojek premium ini menawarkan fasilitas plus-plus bagi kaum eksekutif. Seperti apa?

Tentulah tidak asing jika kita mendengar kata “ojek”. Ya, ojek merupakan alternatif transportasi darat yang unggul dari segi waktu tempuh—terlebih di kota-kota besar yang acap dilanda macet tak berujung. Utamanya, ojek menggunakan kendaraan roda dua alias sepeda motor. Untuk mendapatkannya pun tak sulit, di pinggir maupun persimpangan jalan keberadaannya bisa dijumpai.

Namun, layaknya bus reguler dengan patas AC atau kereta ekonomi dengan kereta express, ojek pun kini punya penggolongan tersendiri. Berawal dari ide PT Ningrat Muda Mandiri yang bekerja sama dengan PT Sun Motor, terciptalah ojek premium. Ojek eksekutif tersebut diberi nama Ningrat Limobike (NL).

“Sebenarnya, di luar negeri, ojek premium sudah ada. Umumnya jenis kendaraan yang digunakan adalah motor gede berkapasitas 1.000 cc,” kata Koko Sandoza, President Director PT Ningrat Muda Mandiri, yang ditemui di ruang kerjanya.

Koko menjelaskan, konsep NL sejatinya sudah tercetus beberapa tahun lalu. Hanya saja, masa “penggodokannya” memakan waktu. Mula-mula, proses yang dilakukan adalah mencari nama yang tepat hingga tercetus merek Ningrat Limobike, lalu berlanjut ke pencarian jenis kendaraan hingga Piaggio—motor matik—terpilih sebagai armadanya.

NL hadir untuk memenuhi kebutuhan para eksekutif akan transportasi yang cepat, aman, dan nyaman. NL lebih dikhususkan bagi mereka yang ingin “pindah” dari satu titik ke titik lain, namun enggan membawa kendaraan sendiri lantaran faktor kemacetan jalan dan jarak tempuh yang dekat.

Terobosan baru ini boleh mendapat acungan jempol. Sebab, sesuai namanya, NL bukan hanya menawarkan jasa transportasi yang mengandalkan kecepatan, tetapi juga kenyamanan. Misalnya soal kebersihan. Penumpang tidak perlu khawatir akan kebersihan helm yang dikenakannya. Tidak bakal ada noda ataupun aroma tak sedap karena setiap penumpang diberikan pelapis helm yang cuma berlaku untuk satu kali pemakaian. Ada pula jas hujan. Dan khusus untuk perempuan, ada penutup rok agar tidak merasa risih.

Bukan itu saja. Armada NL dilengkapi pula dengan Global Positioning System (GPS) sebagai tanda penunjuk jalan, sehingga penumpang tak perlu was-was terhadap rute yang ditempuh. “Ini bisa menjadi solusi bagi orangtua akan keselamatan anaknya yang terbiasa menggunakan jasa antar-jemput ojek. Mereka bisa mempercayakan hal ini pada NL karena ada sistem call center dan komplain yang jelas,” papar Koko.

Keramahan para pengemudi pun menjadi nilai tambah ojek premium ini. Dengan senyum, mereka memperkenalkan diri secara singkat kepada penumpang. Selanjutnya, mereka akan menjelaskan tata cara dan ketentuan sebelum perjalanan dimulai. “Kami melakukan training terhadap para calon pengemudi. Materi training yang diajarkan adalah etika dan safety,” kata Koko.

Di samping itu, ojek premium ini memiliki tampilan nyentrik dengan dominasi warna kuning. Begitu pula warna seragam pengemudinya. “Semua kami desain untuk menarik perhatian orang di jalan, sekaligus sebagai bentuk brand awareness NL itu sendiri—ingin tampil beda dan unik,” imbuhnya.

Rencananya, NL akan launching di Bali pada akhir Juli 2008. Bali merupakan tempat yang cocok karena merupakan pusat para turis. Ada tiga metode yang diterapkan NL: on call single trip, daily rental, dan paket touring. Untuk paket wisata sendiri terbagi menjadi tiga lagi yaitu paket kuliner, adventure, dan culture.

Sementara di Jakarta, metode yang akan dipakai adalah on call single trip. NL beroperasi di wilayah yang rawan macet, termasuk kawasan Segi Tiga Emas. Pengoperasiannya tidak bersifat mobile. Dengan kata lain, mereka akan meluncur jika mendapat order antar-jemput. Selanjutnya ojek tersebut standby di pick up point terdekat di beberapa pusat perbelanjaan, perkantoran, dan hotel.

Soal harga, Koko belum menentukan tarif yang akan diberlakukan nantinya. Masalah ini terkait langsung dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia yang belum stabil. Namun, ia memaparkan, standar tarif diatur menurut cakupan wilayah. Harga tetap sama selama masih berada dalam satu area—lain hal jika sudah lintas wilayah. “Yang jelas, tarif NL lebih mahal dari ojek umumnya dan setara dengan argo taksi. Jika taksi menawarkan kenyamanan, NL justru menawarkan ketepatan waktu,” ujarnya berpromosi.

Ditambahkan Koko, positioning mereka tidak sama dengan ojek maupun taksi. NL memiliki pangsa pasar tersendiri, yakni di antara segmen ojek dan taksi. “Jadi, kami membuat market sendiri. Bisa dibilang leader untuk kategori ojek premium khusus di Indonesia,” tegasnya.

Namun, lantaran berperan sebagai yang “pertama”, NL tentunya memiliki kendala dalam sosialisasi dan promosi ke masyarakat. Untuk itu, selain melakukan kerja sama dengan berbagai media, mereka juga gencar melakukan promosi below the line, seperti menyebarkan brosur di jalan-jalan.

“Atas pertimbangan jumlah armada yang tersedia, kami belum melakukan promosi besar-besaran. Ini untuk mengantisipasi lonjakan permintaan. Salah-salah, customer malah kecewa karena tidak terlayani,” ujarnya. Saat ini, mereka baru menyediakan 20 motor untuk Jakarta dan Bali.

Meski belum melakukan launching secara resmi, lanjut Koko, ojek premium ini sudah banyak yang booking. Pesanan datang dari sejumlah kantor di bilangan Kuningan, Gatot Subroto, Sudirman, dan Thamrin. Maklum saja, sebelum terjun ke ojek premium, pria ini juga menaungi beberapa bisnis lain, di antaranya layanan delivery, contact center, human resource, cash and safe, logistic, serta food taxi.

“Saya optimistis akan perkembangan bisnis NL ke depan. Meskipun saya belum tahu berapa market share yang didapat, NL pasti bisa menarik perhatian masyarakat dan mendapat sambutan hangat,” tutupnya.

Fisamawati
Majalah MARKETING

0 komentar:

 
◄Design by Pocket